Kesehatan

Cara Tenaga Kesehatan Melindungi Diri dari Coronavirus

1. Membatasi paparan patogen (bibit penyakit)
Sebisa mungkin, tenaga kesehatan perlu membatasi paparan patogen untuk mencegah penularan novel coronavirus. Pembatasan dilakukan mulai dari sebelum pasien datang, saat pasien dirawat, hingga setelah pasien pulang.

Sebelum pasien datang

Beritahukan pasien dan orang yang menemaninya untuk menghubungi tenaga medis bila mengalami gejala penyakit pernapasan. Mereka juga harus memakai alat pelindung seperti masker untuk mencegah penularan akibat batuk, bersin, dan sebagainya.

Saat pasien dirawat

Pastikan semua orang yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan mengikuti aturan kebersihan tangan, etika batuk, dan triase. Triase adalah prosedur seleksi untuk menentukan mana pasien yang perlu ditangani terlebih dahulu.

Guna mencegah penyebaran, tenaga kesehatan harus segera mengisolasi pasien yang tersangka atau berisiko tinggi terinfeksi novel coronavirus, apalagi pasien yang telah terkonfirmasi positif. Imbau pasien agar mencuci tangan dengan benar dan tidak duduk berdekatan dengan pasien lainnya.

2. Mematuhi aturan pencegahan penyakit
Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mencegah penularan penyakit, di antaranya:

Menjaga kebersihan tangan
Tenaga kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien, menyentuh barang yang mungkin terkontaminasi, dan memakai alat pelindung pribadi (sarung tangan, masker, dan sebagainya). Proses cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar.

Menggunakan alat pelindung pribadi (APD)
Tenaga kesehatan harus menggunakan APD sekali pakai meliputi sarung tangan, gaun, masker, dan pelindung mata. Setelah keluar dari ruang perawatan, segera lepas APD dan buang mengikuti prosedur aman.

3. Mengelola pengunjung dan pergerakan dalam rumah sakit
Tenaga kesehatan harus memantau, mengelola, dan mengedukasi pengunjung untuk mencegah penularan coronavirus. Pengunjung yang melakukan kontak dengan pasien sebelum pasien dirawat berisiko tertular sehingga harus menjalani pemeriksaan.

Pengunjung tidak dibolehkan memasuki ruang perawatan pasien, kecuali atas kondisi tertentu yang disetujui rumah sakit. Sebagai contoh, pasien berada dalam kondisi kritis dan keberadaan pengunjung penting bagi kesejahteraan emosionalnya.

4. Melatih, mengedukasi, dan memantau kondisi tenaga kesehatan
Setiap tenaga kesehatan harus mendapatkan edukasi dan latihan tentang APD, serta memahami cara memakai APD sebelum merawat pasien. Mereka pun harus mengerti penanggulangan terhadap pakaian, kulit, dan lingkungan yang terkontaminasi.

Jika terdapat tenaga kesehatan yang diduga terinfeksi novel coronavirus, ia dibebaskan dari pekerjaan selama 14 hari untuk dipantau kondisinya. Tenaga kesehatan yang mengalami gejala penyakit pernapasan harus segera melapor untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

5. Menerapkan pengendalian infeksi di lingkungan sekitar
Pastikan seluruh prosedur pembersihan dan desinfeksi dilakukan dengan tepat dan konsisten. Barang-barang yang sering disentuh harus dibersihkan dengan desinfektan sesuai standar. Pakaian, alat makan, dan sampah medis juga harus dibersihkan sesuai prosedur.

Tenaga kesehatan terpapar novel coronavirus setiap waktu sehingga mereka lebih berisiko tertular virus ini. Walau demikian, para tenaga kesehatan dapat mencegah penularan dengan mengikuti prosedur yang berlaku di rumah sakit.

Hingga hari ini (28/1), tenaga kesehatan yang terinfeksi di China pun dilaporkan tengah menjalani perawatan. Kesembuhan mungkin tidak datang dengan instan, tapi perawatan intensif dapat membantu para tenaga kesehatan untuk pulih secara perlahan.

*sumber : https://hellosehat.com/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *